Wednesday 2 July 2008

NABI MUHAMMAD TERNYATA SEORANG PEDOPHILIA

Membayangkan pria tua terangsang oleh anak kecil adalah sangat memuakkan. Kita semua merinding dibuatnya karena mengingatkan kita pada tindak kriminal fedofilia. Sukar diterima bahwa sang Nabi Suci, pembawa rahmat bagi seluruh umat manusia, bisa menikahi Aisha ketika ia berusia 6 tahun dan menyetubuhinya pada saat ia berusia 9 tahun. Waktu itu, Muhammad berusia 54 tahun.

Sahih Muslim Buku 008, Nomer 3310:
'A'isha (Allah berkenan padanya) melaporkan: Rasulullah (saw) menikahiku ketika aku berusia enam tahun, dan aku diterima di rumahnya pada waktu aku berusia sembilan tahun.


Sahih Bukhari Volume 7, Buku 62, Nomer 64
Dikisahkan oleh 'Aisha:
Bahwa sang Nabi menikahinya ketika ia berusia enam tahun dan sang Nabi menyetubuhinya ketika dia berusia sembilan tahun, dan dia terus bersama sang Nabi selama sembilan tahun (sampai Nabi mati).


Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 65
Dikisahkan oleh 'Aisha:
Bahwa sang Nabi menikahinya ketika ia berusia enam tahun dan sang Nabi menyetubuhinya ketika dia berusia sembilan tahun. Hisham berkata: “Aku telah diberitahu bahwa ‘Aisha tinggal bersama sang Nabi selama sembilan tahun (sampai Nabi mati).” Apa yang kau ketahui tentang Qur’an (di luar kepala).


Sahih Bukhari Volume 7, Buku 62, Nomer 88
Dikisahkan oleh 'Ursa:
Sang Nabi menulis (kontrak kawin) dengan ‘Aisha ketika dia berusia enam tahun dan menyetubuhinya ketiak dia berusia sembilan tahun dan dia tinggal bersama sang Nabi selama sembilan tahun (sampai Nabi mati).


Beberapa Muslim mengatakan bahwa adalah ayah Aisha, Abu Bakr, yang meminta agar Muhamad mengawini anaknya. Ini saja tidak benar dan inilah buktinya.

Sahih Bukhari 7.18
Dinyatakan 'Ursa:
Sang Nabi meminta Abu Bakr untuk menyerahkan Aisha untuk dinikahi. Abu Bakr berkata,”Tapi engkau saudaraku.” Nabi berkata, ”Engkau saudaraku dalam agama Allah dan BukuNya, tapi ia (Aisha) adalah sah untuk dinikahiku.


Orang2 Arab waktu itu masih primitif dengan tidat terikat banyak aturan. Tapi meskipun begitu mereka punya kode etik. Contohnya, meskipun mereka berperang sepanjang tahun, mereka menghilangkan semua rasa permusuhan di bulan2 suci dalam tahun itu. Mereka juga menganggap Mekah adalah kota suci dan tidak ada yang boleh berperang terhadapnya. Istri dari anak angkat seorang pria akan dianggap sebagai menantu wanitanya dan siapapun tidak boleh menikahi menantu wanita itu. Adalah suatu kebiasaan untuk membuat sumpah persaudaraan dan menganggap satu sama lain sebagai saudara kandung. Sang Nabi nyata-nyata melanggar semua aturan2 yang dianggapnya menghalangi keinginannya.

Abu Bakr dan Muhamad sudah melakukan sumpah saudara. Jadi berdasarkan adat, Aisha seharusnya sudah seperti keponakan "buyut" sang Nabi. Tapi inipun tidak menghentikannya untuk menikahinya walaupun Aisha masih berusia 6 tahun. !!! Twisted Evil Bayangkan kalau opa anda menikahi anak anda yang masih 6 tahun !


Nabi yang suka mengubah2 standar moral menutut keadaan ini, sempat berpura2 menolak Aisha ketika ditanya:

Sahih Bukhari V.7, B62, N. 37
Dinyatakan Ibn 'Abbas:
Dikatakan pada sang Nabi,”Maukah engkau menikahi anak perempuan Hamza?” Nabi menjawab,”Dia adalah keponakan angkatku (anak saudara angkatku).



Di hadis berikut, sang Nabi menceritakan secara rahasia pada Aisha bahwa ia bermimpi tentang dia sebelum meminta ayahnya untuk memperistrinya.

Sahih Bukhari 9.140
Dinyatakan 'Aisha:
Nabi Allah berkata padaku,”Kau ditampakkan padaku dua kali (dalam mimpiku) sebelum aku menikahimu. Aku melihat seorang malaikat membawamu dalam kain sutra, dan aku berkata padanya,’Singkapkan (dia), ‘ dan lihatlah, tampaklah engkau. Aku berkata (pada diriku sendiri), ‘jika ini dari Allah, maka ini harus terjadi.’ Maka kau ditunjukkan padaku, malaikat membawamu dengan sehelai kain sutra, dan aku berkata (pada malaikat), ‘Singkapkan (dia), dan lihat, tampaklah engkau. Aku berkata (pada diriku sendiri), ‘jika ini dari Allah, maka ini harus terjadi.’


Masalahnya bukan apakah Muhamad memang bermimpi atau apakah dia mengatakannya hanya untuk menyenangkan Aisha. Masalahnya adalah mana mungkin malaikat menawarkan anak kecil kepada Nabi. Didunia Muhamad, malaikatpun tidak bermoral ?


Ada banyak sekali hadis yang secara tegas menyatakan usia Aisha pada saat dia menikah. Ini sebagian dari ayat2 tsb.:

Sahih Bukhari 5.236.
Dikisahkan oleh ayah Hisham:
Khadija meninggal dunia tiga tahun sebelum sang Nabi berangkat ke Medina. Dia diam di sana selama dua tahun atau lebih dan lalu dia menikahi ‘Aisha ketika dia berusia enam tahun, dan dia (Nabi) menyetubuhinya ketika dia berusia sembilan tahun.


Sahih Bukhari 5.234
Dikisahkan oleh Aisha:
Sang Nabi bertunangan denganku ketika aku masih seorang gadis kecil berusia enam (tahun). Kami pergi ke Medina dan tinggal di rumah Bani-al-Harith bin Khazraj. Lalu aku sakit dan rambutku rontok. Tak lama kemudian rambutku tumbuh (lagi) dan ibuku, Um Ruman, datang padaku ketika aku bermain ayunan bersama beberapa dari kawan perempuanku. Ibu memanggilku, aku pergi menghadapnya, tidak tahu apa yang dia inginkan dariku. Ibu memegang tanganku dan membawaku berdiri di depan pintu rumah. Aku tak bisa bernafas, dan ketika aku bisa bernafas lagi, dia (Ibu) mengambil air dan membilas wajah dan kepalaku. Lalu dia membawaku masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah kulihat wanita2 Ansari yang berkata, “Salam sejahtera dan Berkat Allah dan semoga selamat.” Lalu dia (Ibu) menyerahkanku kepada mereka dan mereka mempersiapkanku (untuk perkawinan). Secara tak terduga, Rasul Allah datang padaku di pagi hari dan ibuku menyerahkanku kepadanya, dan pada saat itu aku adalah seorang gadis berusia sembilan tahun.


Dan di Hadis yang lain kita baca.

Sunan Abu-Dawud Book 41, Number 4915, also Number 4916 and Number 4917
Dinyatakan Aisha, Ummul Mu'minin:
Sang Rasul Allah menikahiku ketika aku berusia tujuh atau enam tahun. Ketika kami tiba di Medina, beberapa wanita datang, menurut versi Bishr:Umm Ruman datang padaku ketika saya sedang bermain ayunan. Mereka memandangku, mempersiapkanku, dan mendandaniku. Kemudian aku dibawa ke Rasul Allah, dan ia hidup bersamaku sebagai suami istri ketika aku berusia sembilan tahun. Ia (Umm Ruman) menghentikanku di pintu, dan aku meledak tertawa.


Dalam hadis di atas kita baca bahwa Aisha bermain ayunan. Ini adalah permainan anak2 kecil. Hadis berikut menarik disimak karena ini menunjukkan Aisha masih terlalu kecil sehingga dia tidak tahu apa yang terjadi ketika sang Nabi Suci “mengejutkannya”.

Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 90
Dinyatakan Aisha:
Ketika sang Nabi menikahiku, ibu datang padaku dan membawaku ke dalam rumah (sang Nabi) dan TIDAK ADA YANG LEBIH MENGAGETKANKU SELAIN KEDATANGAN SANG NABI ALLAH PADAKU DI PAGI HARI.


Tentunya ini sangat mengejutkan baginya! Tapi hadis berikut juga menarik karena hadis ini menunjukkan bahwa Aisha hanyalah seorang gadis cilik yang masih suka bermain dengan boneka2nya. Perhatikan apa yang ditulis pengarang dalam tanda kurung. (sebab Aisha saat itu masih anak kecil, belum mencapai usia pubertas).

Sahih Bukhari Volume 8, Book 73, Number 151
Dinyatakan oleh 'Aisha:
Aku biasa bermain dengan boneka2 di depan sang Nabi, dan kawan2 perempuanku juga biasa bermain bersamaku. Kalau Rasul Allah biasanya masuk ke dalam (tempat tinggalku) mereka lalu bersembunyi, tapi sang Nabi lalu memanggil mereka untuk bergabung dan bermain bersamaku. (Bermain dengan boneka2 atau bentuk2 yang serupa itu dilarang, tapi dalam kasus ini diizinkan sebab Aisha saat itu masih anak kecil, belum mencapai usia pubertas) (Fateh-al-Bari halaman 143, Vol.13)


Sahih Muslim Book 008, Number 3311
'A'isha (Allah berkenan padanya) mengatakan bahwa Rasulullah (saw) menikahi dia ketika dia berusia tujuh tahun, dan dia dibawa ke rumah Nabi sebagai pengantin ketika berusia sembilan tahun, dan boneka2nya ikut bersamanya; dan dia (sang Nabi) mati ketika ‘A’isha berusia delapan belas tahun.


Sang Nabi suci mati ketika dia berusia 63 tahun. Karena itu dia mestinya menikahi Aisha ketika dia berusia 51 tahun dan menyetubuhinya ketika dia berusia 54 tahun.

Sahih Bukhari Volume 8, Buku 73, Nomer 33
Dikisahkan oleh 'Aisha:
Aku tidak pernah merasa begitu cemburu pada wanita mana pun seperti yang kurasakan pada Khadija, meskipun dia telah meninggal tiga tahun sebelum sang Nabi mengawiniku, dan ini karena aku mendengar dia (Nabi) terlalu sering berkata tentang dia, dan karena Tuhannya memerintahkan dia untuk memberi Khadija kabar2 sukacita agar dia dapat tempat di surga, terbuat dari Qasab dan karena dia (Nabi) dulu sering menyembelih seekor domba dan mem-bagi2kannya diantara kawan2 Khadija.


Khadija meninggal dunia di bulan Desember, 619 AD. Ini adalah dua tahun sebelum Hijra. Pada saat itu sang Nabi berusia 51 tahun. Jadi di tahun yang sama waktu Khadija meninggal, sang Nabi menikahi Aisha dan membawanya ke rumahnya tiga tahun kemudian, yakni setahun setelah Hijra. Tapi selama menunggu Aisha, sang Nabi menikahi Umm Salama.


Sekarang beberapa orang mungkin tetap ngotot mengatakan bahwa hadis2 ini bohong semua. Orang2 boleh bebas percaya apapun yang mereka inginkan. Tapi kebenaran ini tampak nyata seterang matahari bagi mereka yang punya mata.

Pertanyaannya adalah, untuk apa pengikut Muhamad yang banyak itu mau menyusun begitu banyak hadis2 palsu tentang usia Aisha? Malah sebenarnya hadis2 itu saling menegaskan isinya satu sama lain.

Kalau mengarang cerita mukjizat palsu ttg Muhamad, orang masih bisa mengerti. Jemaat Bab percaya bahwa Bab mulai menyembah Tuhan begitu ia lahir. Ada sebuah hadis seperti itu pula tentang Muhamad. Orang2 Kristen percaya bahwa kelahiran Kristus merupakan suatu mukjizat dan kaum Yahudi percaya Musa membelah Laut Merah.

Orang2 penganut agama (apapun) suka mendengar cerita2 seperti ini. Ini menegaskan kepercayaan mereka. Ada banyak mukjizat2 yang tidak masuk akal yang berkenaan dengan Muhamad di hadis2, meskipun Muhamad sendiri menyangkalnya. Tapi kenapa orang akan
mengarang2 tentang usia Aisha yang nantinya akan menunjukkan Nabinya sbg seorang fedofilia?

No comments: