Wednesday 2 July 2008

ALI SINA : MUSLIM YANG MALU MENCOBA MENUTUPI USIA AISHA

Kaum Islam “modernist” menyanggah fakta umur Aisya ini. Mereka bersikeras:
(dari http://www.understanding-islam.com/ri/mi-004.htm)

1)
Menurut tradisi yang diterima pada umumnya, Aisha dilahirkan sekitar 8 tahun sebelum Hijrah. Ia kemudian menikah pada tahun 1 Hijrah. Jadi banyak yangmengasumsi bahwa Aisha berumur 9 tahun ketika ia menikah. NAMUN menurut narasi lainnya dalam Bukhari (kitabu'l-tafseer) Aisha dilaporkan mengatakan bahwa saat diwahyukannya Surah Al-Qamar, Surah Qur'an nomor 54, "Saya seorang gadis muda". Surah ke-54 itu diwahyukan 9 tahun sebelum Hijrah. Jadi menurut tradisi ini, pada saat itu Aisha bukan lagi anak2 (sibyah) melainkan gadis muda (jariyah).

Jawaban terhadap yang diatas:
Bahkan jika kita mengasumsi bahwa riwayah diatas akurat, tidak ada alasan mengapa riwayah ini lebih penting ketimbang riwayah lainnya yang begitu mendetil tentang umur Aisha, menggambarkannya bermain dengan boneka, pembicaraannya dengan teman2 seumurnya dan ceritanya bersembunyi ketika Muhamad memasuki kamar, memorinya tentang bermain di ayunan ketika ibunya memanggilnya dan mencuci mukanya dan mempertontonkannya kepada Muhamad, ke-dungu-annya dan rasa kaget ketika Muhamad beraksi dalam perannya sebagai suami, dsb. Peristiwa2 ini lebih menempel di ingatan ketimbang kapan turunnya wahyu. Kemungkinan orang lebih mengingat peristiwa penting ketimbang kepastian tanggal datangnya Surah.//

2)
Menurut beberapa riwayah, Aisha menemani pasukan muslim dalam pertempuran Badr dan Uhud. Juga dilaporkan dalam hadis dan sejarah bahwa mereka dibawah umur 15 tahun tidak diijinkan mengambil bagian dalam pertempuran Uhud. Semua anak lelaki dibawah umur 15 dipulangkan kembali. Partisipasi Aisha dalam pertempuran Badr dan Uhud pada saat itu jelas menunjukkan bahwa ia bukan lagi berusia 9 atau 10. Lagipula, perempuan biasa menemani kaum lelaki dalam pertempuran guna memberi bantuan.

Jawab:
Ini alasan lemah. Pada saatnya pertempuran Badr dan Uhud Aisha berumur antara 10 sampai 11 tahun. Ia tidak bertempur seperti kaum lelaki. Ia disitu untuk menghangati tempat tidur Muhamad. Lelaki dibawah umur 15 dipulangkan, tetapi ini tidak berlaku bagi Aisha.//

3)
Menurut kebanyakan pakar sejarah, Asma, kakak perempuan Aisha berumur 10 tahun diatas Aisha. Dilaporkan dalam Taqri'bu'l-tehzi'b dan Al-bidayah wa'l-nihayah bawha Asma wafat tahun 73 hijrah pada usia 100 tahun. Jelas, jika Asma berusia 100 tahun pada tahun 73 Hijrah, pada saat hijrah ia berumur 27 atau 28. Jika Asma berusia 27 atau 28 pada saat hijrah, maka Aisha berumur 17 atau 18 tahun. Jadi, pada saat Aisha menikah pada tahun 1 AH (after hijrah) atau 2 AH, ia berumur antara 18 atau 20 tahun.

Jawaban:
Pada saat Asma sudah sangat berumur, orang tidak terlalu peduli mengenai umur persisnya. Lebih mudah membulatkan angka 100 tahun ketimbang menyebut 90 tahun. Bedanya tidak kelihatan bagi orang2 sekitarnya.


Dengan asumsi Hadis tersebut autentik, ini mungkin suatu kesalahan tidak sengaja. Dijaman baheula belum ada sertifikat lahir. Lagipula, Asma bukan orang penting dan tidak akan menyangka bahwa 1300 tahun kemudian ia menjadi obyek kontroversi. Ini bisa2 sebuah kesalahan dalam Hadis.//

4)
Tabari dalam tulisannya tentang sejarah Islam, menulis bawha Abu Bakr (ayah Aisha) memiliki 4 anak dan kesemuanya dilahirkan dalam masa Jahiliyyah -- masa pra Islam. Jelas jika Aisha lahir dalam masa jahiliyyah, ia tidak dapat berusia dibawah 14 pada masa 1 AH -- saat ia kemungkinan besar menikah.

Jawab:
Riwayah Tabari tidak dikenal sebagai Sahih. Bahkan jika riwayahnya ini sesuai fakta, tidak ada alasan mengapa kita harus menyingkirkan hadis2 yang jauh lebih eksplisit dan mendetail yang saling menunjang dan mengaskan bahwa umur Aisha 9 pada saat ia menikahi Muhamad. Orang lebih mengingat peristiwa2 penting ketimbang hal2 yang tidak terlalu signifikan. Tanggal lahir anak2 Abu Bakr bukan hal penting bagi Muslimin saat itu untuk dicatat. Yang lebih penting adalah detail perkawinan Nabi. Dalam cerita pernikahan Safiyah, bahkan makanan yang dihidangkan pun dicatat.//

5)
Menurut pakar sejarah Ibn Isham, Aisha menerima Islam jauh sebelum Umar ibn Khattab. Ini menunjukkan bahwa Aisha menerima Islam pada tahun 1 Islam. Itu berarti mustahil jika ia dilahirkan pada tahun pertama Islam.

Jawab:
Para apologis tidak menyertakan teori ini dengan hadis. Lagipula teori ini juga salah. Guna mengerti dan menerima sebuah agama, paling tidak orang harus punya otak. Katakanlah Aisha berumur 12 (atau 15). Kalau memang benar Aisha menerima Islam pada tahun pertama Islam, maka pada saat ia menikahi Muhamad ia berusia 26 tahun (12 + 14) !

Pertama, perempuan jaman itu menikah pada umur jauh lebih muda. Tidak ada seorangpun mau menunggu menikah sampai umur 26 tahun. dan sangat tidak masuk akal bahwa seorang wanita berumur 26 tahun masih bermain dengan boneka. Ini menunjukkan bahwa para muslim apologis malu akan perlakuan Nabi dan mencari-cari alasan untuk menutupi ketidakpantasan sang Nabi.

6)
Tabari juga melaporkan bahwa pada saat Abu Bakr berencana untuk migrasi ke Habshah (8 years sebelum Hijrah), ia pergi ke Mut`am -- ayah anak lelaki yang dipinangkan degnan Aisha -- dan memintanya agar menerima Aisha sebagai isteri puteranya. Mut`am menolak karena Abu Bakr memeluk Islam, dan akhirnya puteranya menceraikan Aisha.
Nah, jika Aisha berumur hanya 7 tahun pada saat menikah dengan Nabi, mustahil ia dilahirkan pada saat Abu Bakr berencana untuk migrasi ke Habshah. Berdasarkan ini, kita bisa berasumsi bahwa Aisha bukan hanya dilahrkan 8 tahun sebelum hijrah, namun juga seorang wanita muda yang siap memasuki perkawinan.


Jawab:
Tradisi Arab untuk menjodohkan anak2 pada saat lahir tidak aneh. Bahkan sampai sekarangpun tradisi ini masih berlanjut. Teori diatas tidak membuktikan Aisha seorang gadis muda.

7)
Menurut riwayah Ahmad ibn Hanbal, setelah kematian Khadijah, Khaulah menghadap Nabi agar menikah lagi. Nabi bertanya kepadanya siapa kira2 menurutnya yang ingin dicalonkannya. Khaulah mengatakan: "Kau dapat menikahi perawan (bikr), atau perempuan yang sudah menikah (thayyib)". Nabi lalu bertanya siapa sang perawan, Khaulah mengusulkan Aisha. Mereka yang mengerti bahasa Arab, tahu bahwa kata "bikr" digunakan tidak untuk menggambarkan gadis berumur 9 tahun. Kata yagn tepat bagi anak2 kecil adalah "Jariyah". "Bikr" hanya dipakai untuk menggambarkan gadis belum menikah dan bukan seorang berusia 9 tahun.

Jawab:
Keterangan ini tidak tepat. Saya lahir di Iran dan saya mengerti bahasa Arab. Bikr berarti perawan dan tidak menunjukkan umur. Faktanya, Aisha adalah isteri kedua Muhammad (setelah Khadijah) namun Muhammad MENUNGGU TIGA TAHUN sebelum melakukan hubungan perkawinan karena AISHA TERLALU MUDA. Oleh karena itu ia memuaskan dirinya dengan Umma Salamah, sampai Aisha tumbuh sedikit lagi. Tidak masuk akal untuk mengawini wanita cantik seperti Aisha dan menunggu tiga tahun sebelum membawanya ke rumahnya.


Cool
Menurut Ibn Hajar, Fatimah 5 tahun lebih tua dari Aisha. Fatimah dilaporkan lahir pada saat Nabi berumur 35 tahun. Jika info ini benar maka Aisha tidak mungkin berusia dibawah 14 tahun pada saat hijrah dan pada saat menikah berumur 15 atau 16 tahun.

Jawab:
Tentu info diatas tidak benar. Jika Fatimah 5 tahun diatas Aisha, dan Fatimah lahir saat Nabi berusia 35 tahun, maka Aisha lahir pada saat Nabi berusia 30 tahun. Jadi beda usia mereka 30 tahun. Kalau memang begitu, Ketika Muhamad berusia 54 saat menikahi Aisha, maka Aisha berumur 24 tahun. Ini jelas tidak tepat. Alasannya sudah diberikan diatas selain mengkontradiksi hadis yang diberikan para apologis tentang umur Asma, yang dikatakan 10 tahun diatas Aisha dan wafat pada tahun 73 Hijrah. Kalau begitu pada saat Hijrah, Asma berumur 100 –73 = 27 tahun, sementara menurut hadis, ia berumur 34 tahun.

Kejanggalan antara kedua hadis yang diberikan oleh para apologis menunjukkan kelemahan mereka. Ini menunjukkan bahwa pada jaman itu angka tidak banyak berarti. Kemungkinan besar orang lupa tanggal. Namun peristiwa dengan mudah diingat. Laporan tentang usia muda Aisha konsisten dengan cerita2 masa kanak2nya, bermain dengan boneka, dan teman2 seumurnya dan bersembunyi ketika Muhamad memasuki ruangan dan kagetnya ketika Muhamad mengadakan hubungan seksual dengannya. Mereka yang mengingkari fakta dan mencoba membuktikan sebaliknya menunjukkan malunya mereka akan tindakan Nabi. Mungkin mereka harus di-diskreditkan karena mengetahui kesalahan Muhamad dan kita tidak patut menuruti mereka karena mereka tidak memiliki kejujuran intelektual.

9)
Pada akhirnya, para apologis menyimpulkan:
“Menurut pendapat saya, menjodohkan anak2 seumur 9 atau 10 tahun bukan tradisi Arab dan Nabi juga tidak menikahi Aisha se-muda itu. Orang2 Arab tidak menolak perkawinannya karena perkawinannya memang layak, tidak sebagaimana diriwayahkan sebaliknya.”


Jawab:
Saya total tidak setuju. Tradisi ini MEMANG KHAS ARAB, bahkan masih dilanjutkan sampai sekarang, bahkan di negara2 yang ditaklukkan Islam. Sampai sekarang tidak aneh melihat anak2 berumur 9 tahun dikawinkan. Alasan bahwa tidak ada yang tidak setuju akan perkawinan Muhamad dengan anak ingusan adalah karena ini sesuai adat. Alasan mengapa ini tidak dilaporkan dalam banyak hadis adalah karena ini memang bukan hal luar biasa.

Beberapa minggu yang lalu saya membaca dalam surat kabar bahwa di Iran, seorang perempuan 9 tahun meminta cerai dari suaminya yang berumur 15 tahun setelah perkawinan 20 hari karena ia selalu memukulinya. Ketika sang lelaki ditanya mengapa, ia mengatakan "Isteri saya malas melakukan tugas rumah tangga dan selalu bermain dengan bonekanya. "

No comments: